Home » » Bagaimana Mengemas Judul yang Menarik?

Bagaimana Mengemas Judul yang Menarik?

Judul adalah lukisan singkat suatu artikel/buku atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul sangat menentukan laku atau tidaknya suatu buku. Judul yang berbau ilmiah dan panjang biasanya kurang menarik minat pembaca. Judul buku dan artikel berlainan dengan judul untuk skripsi, tesis, atau disertasi.

Dalam konteks perwajahan, wajah buku atau artikel media massa turut menentukan minat baca. Wajah yang dimaksud sudah termasuk pemilihan jenis huruf (font), warna, dan ilustrasi (jika ada). Singkat kata, ada kesatuan antara judul, ilustrasi, perwajahan, dan pemilihan jenis huruf.

A. Ciri Judul yang Baik
Bukan hanya judul buku yang harus menarik dan mengesankan. Berbagai jenis tulisan yang dimuat media massa umumnya juga harus menarik. Persaingan media massa cetak kadang-kadang terletak pada kemahiran memilih judul dan pemilihan jenis font. Judul yang ”merangsang” cocok untuk media massa yang terbit mingguan, sedangkan judul yang konvensional mungkin cocok karangan yang berbicara tentang kesusilaan atau tema lainnya.

Berikut ini ciri judul yang menarik dan bermutu.

1. Atraktif
Sebelum seseorang membaca sebuah artikel/karangan terlebih dahulu ia membaca judul. Bentuk huruf dan kata-kata yang dikandungnya harus memancing orang membaca paragraf pertama. Jika minatnya membaca paragraf perrtama itu sudah ditangkap, ia pun ingin mengetahui pararaf selanjutnya. Pada paragraf pertama inilah minat pembaca dikembangkan untuk mengetahui isi/informasi yang hendak disampaikan pengarang/penulis.

2.Tepat
Judul itu harus tepat; langsung pada sasaran. Dengan membacanya, pembaca mengetahui maksud pengarang/penulis.

3. Ringkas
Judul yang ringkas tidak memenatkan pikiran. Secara teoretis, judul yang baik itu terdiri tas satu kata, terutama judul dalam surat kabar sevaiknya ringkas walaupun tidak selamanya harus terdiri atas satu kata.
Ketiga hal tersebut dapat dikuasai seorang penulis/pengarang jika ia membiasakan diri membaca tulisan orang lain; bagaimana mereka atau mungkin juga editor, memberi judul kepada karangan mereka.

B. Judul dan Kecenderungan
Sebagaimana halnya seorang pengarang yang ingin berhasil menulis dalam sebuah penerbitan—bahwa dia harus rajin membaca tulisan yang diterbitkan penerbitan itu, untuk mengetahui bagaimana judul digunakan, bagaimana sikaf staf penerbitan terhadap judul, pokoknya berusaha akrab dengannya—demikian pula penulis dalam surat kabar atau majalah.

Penerbitan surat kabar memiliki kecenderungan menuliskan judul karangan/berita dalam dua baris dengan huruf yang besar dan mencolok. Batas penggunaan kata berkisar antara 5 s.d. 6 kata.

Berikut ini hal penting yang harus diperhatikan dalam penulisan judul.
1. Gaya
Judul itu beraneka raga. Ada bentuk parafrase, ada dengan menggunakan kata pertanyaan, ada yang jenaka dan riang, ada pula yang puitis atau dalam bentuk aliterasi.

2. Selera
Pemilihan judul hedaknya disesuaikan dengan selera yang terdapat di dalam karangan. Maksudnya, jika karangan membicarakan masalah moral, etika, dan sosial, sebaiknya memilih cara konservatif. Janganlah menggunakan judul yang membuat pembaca marah (terutama untuk buku agama dan moral) sehingga menimbulkan sikap membela diri.

3. Tabu
Janganlah menakut-nakuti pembaca. Bersikaplah positif. Kalau ada bencana alam dan orang banyak berusaha menggalang dana, janganlah membuat judul ”Bahayanya Bermurah Hati”, misalnya.

C. Dari Mana Judul Diperoleh?
Sudah tentu pengarang yang menuliskan judul karangannya berdasarkan topik atau tema karangannya. Barangkali saja ia memberi judul belakangan (asal ia menguasai bahan yang ditulisnya), tetapi dapat juga sejak mulai mengarang. Jika judul pertama kurang memuaskan, pengarang dapat mengambil salah satu frasa yang menarik dari dalam tulisan itu sendiri.

Ada dua belas bentuk judul.
1) Pernyataan yang mencolok
2) Pernyataan yang provokatif
3) Label
4) Kalimat menjelaskan
5) Bagaimana, mengapa, apa
6) Parafrasa
7) Pertanyaan
8) Ajakan langsung
9) Kutipan
10) Seruan
11) Aliterasi (bersifat puitis)
12) Bahasa dan kontras

Pernyataan yang mencolok dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca. Unsur kejutan diharapkan membangunkan pembaca supaya terus membaca isi karangannya. Misalnya, seseorang yang kebetulan berwisata ke kebun binatang dan ia melihat petugas kebun binatang akrab dengan seeokar singa, maka kejadian tersebut direkam penulis dengan judul ”Singa yang Akrab di Kebun Binatang Bandung”. Contoh judul pernyataan yang mencolok dalam buku, Mencari Pencuri Anak Perawan atau 80 Hari Mengelilingi Dunia.

Pernyataan yang provokatif dimaksudkan untuk menciptakan efek misterius. Rasa ingin tahu yang membuat manusia melakukan berbagai penelitian. Oleh sebab itu, ada penulis yang suka menulis judul provokatif. Ini sekadar untuk merangsang pembaca agar tetap memelihara perhatian pembaca hingga akhir tulisan. Misalnya, ”Ditemukan Prasasti Zaman Purnawarman” atau ”Nasib Anda di Tangan Anda”. Contoh judul pernyataan yang provikatif dalam buku, Perang dan Damai atau Daging Kelinci Bergizi Tinggi.

Penggunaan judul berbentuk label memiliki kekuatan dan kelemahan. Kelemahannya terletak pada ruang lingkupnya (subjek) yang amat terbatas pada masalah yang dibicarakan. Dengan membaca judul, gagasan dan pembicaraan pastilah tidak akan menyimpang dari pokok soal yang dikemukakan penulis. Adapun kekuatannya terletak pada publik pembacanya yang terbatas itu, yang membaca surat kabar atau majalah sesuai dengan minat dan keahliannya. Misalnya, judul ”Pameran Tunggal Pelukis Jeihan” atau ”Klinik Bersalin Gratis bagi si Miskin”. Contoh judul label dalam buku, Sejarah Linguistik atau Musik Abadi Beethoven.

Penggunaan judul parafrasa harus diperhitungkan dengan matang. Kelompok kata ini mungkin saja terdiri atas kata atau pepatah yang telah dikenal orang, jika digunakan dengan tepat, orang yang membacanya segera tertarik dan tergugah sebab rasa kebaruan dan kesegaran yang dipantulkannya. Bahkan, sindiran pun dapat digunakan, tetapi harus hati-hati. Misalnya, ”Menantang Nyali di Taman Safari” atau untuk judul buku, Mati Tertawa Cara Rusia, Biarkan Matahari Membasuh Tubuhku.

Kalimat menjelaskan bersifat informatif, fleksibel dan lebih sering digunakan. Bentuknya lebih mudah digunakan. Misalnya, ”Paket Tiga Hari Menjamin Kepuasaan Wisatawan di Bengkulu”

Judul dengan menggunakan bagaimana, mengapa, dan apa perlu diperhatikan penerapannya. Pembaca sering mencari pengetahuan praktis dari sebuah tulisan. Isi yang sesuai dengan judulnya kerap membuat pembaca puas. Akan tetapi, kalau judul dengan isi bertolak belakang, pembaca tidak akan sudi lagi membaca tulisan dari penulis bersangkutan. Tulisan yang bersifat praktis dan menyuguhkan pengetahuan ”bagaimana melakukannya sendiri”, otomatis menjanjikan kemungkinan penerapannya. Tulisan semacam ini pada umumnya berisi banyak fakta, cara atau metode serta rincian yang jelas. Misalnya, ”Apa Rahasia Sukses Pemandu Wisata?” atau judul buku, Bagaiamana Mengatasi Anak Nakal atau Apakah Suami Anda Mengerti Anda?

Judul dengan menggunakan pertanyaan. Setiap pertanyaan membutuhkan jawaban apakah menyenangkan atau tidak sama sekali. Judul yang berhasil menimbulkan minat pembaca sebab pertanyaan itu berkaitan dengan kepentingan atau karena ingin memuaskan rasa ingin tahunya, merupakan judul yang baik sebab ia akan terus membaca. Bermacam pertanyaan selalu menggugah orang. Penulis yang arif biasanya menggunakan variasi untuk judul tulisannya. Misalnya, ”Apa Sebab Goa Pakar Dikunjungi Banyak Wisatawan?” atau judul buku Bagaimana Membuat Tempe?

Judul berupa ajakan langsung, baik secara langsung maupun terselubung banyak digunakan para penulis. Bentuk judul seperti ini bergantung pada perasaan dan alasan yag masuk akal. Cara langsung atau tidak dapat juga digunakan, tetapi cara langsung lebih efektif daripada tidak langsung. Misalnya, ”Buktikan Sendiri Keunikan Berwisata di Pulau Banda” atau judul untuk buku, Anda Dapat Memperbaiki Televisi Sendiri.

Judul berupa kutipan. Ada judul yang diikuti dengan subjudul di bawahnya, dengan ukuran huruf lebih kecil. Barangkali juga disertai ilustrasi sehingga judul kutipan yang digunakan menjadi lebih efektif. Misalnya,
”Sepanjang Jalan Kenangan”
Braga Tetap Menarik Perhatian Turis

Judul dengan menggunakan model seruan. Untuk menghindari kejenuhan, penulis dapat menggunakan seruan. Hal ini dimaksudkan agar pembaca tersentak melalui seruan keras. Misalnya, ”Jenuh? Mari Berkunjung ke Pulau Seribu!”. Contoh judul untuk buku, Jangan Ambil Anakku!

Judul aliterasi memang agak puitis. Akan tetapi, kurang efektif jika digunakan terlalu sering. Aliterasi atau puisi atau juga rima dimaksudkan untuk membangkitkan apresiasi. Pemakaian harus tepat dan cermat. Misalnya, seorang penulis menulis judul ”Mendayung di Antara Dua Karang” atau ”Kenaikan BBM bagai Buah Simalakama”, sedangkan untuk buku, misalnya Seribu Kunang-kunang di Manhattan.

Judul yang balans dan kontras maksudnya adalah jika gagasan yang pertama merupakan lawan dari gagasan yang kedua. Bentuk ini merupakan varian dari jenis judul berupa label. Misalnya, ”Untung Rugi Berwisata Sendiri” atau ”Merdeka atau Mati”, sedangkan untuk buku pernah ada judul Surga atau Neraka.

D. Pendalaman Pengalaman untuk Anda
Untuk memberikan pendalaman pengalaman, coba Anda lakukan praktik berikut.
1. Pernahkah Anda mendengar sebuah buku/novel dengan judul Serpihan Mutiara Retak karya Nina Pane? Bagaimana judul tersebut menurut Anda?
2. Coba amati dengan saksama majalah tertentu paling sedikit dua atau tiga terbitan dan perhatikan berapa kali judul berbentuk kutipan.
3. Coba periksa majalah Tempo berapa kali digunakan judul label dalam satu terbitan?
4. Coba ambil tiga terbitan Pikiran Rakyat dan periksa judul-judulnya. Bentuk judul mana paling sering digunakannya?
5. Pilihlah lima contoh judul label. Tulis kembali sebagai pernyataan yang mencolok dengan menggunakan bahan dari dalam artikel itu sendiri.
6. Pilih 15 judul dari majalah Femina dan Kartini, kemudian perhatikanlah perbedaan di antara kedua majalah itu.
7. Pilihlah tiga contoh artikel yang judul, subjudul, dan permulaannya disusun dalam bentuk yang kurang memuaskan Anda. Apakah sebabnya demikian?
8. Buatlah analisis sederhana terhadap dua koran daerah dan dua koran nasional. Koran mana yang menggunakan anak judul? Apakah penggunaan anak judul itu membantu keefektifan dengan timbulnya perhatian yang tinggi pada pihak pembaca.
9. Pilihlah majalah yang baru terbit, perhatikan judul karangan yang terdapat di dalamnya serta buat penggolongan judul tersebut. Kemudian, tulislah sebanyak-banyaknya bentu judul yang lain untuk artikel/karangan yang sama.
10. Bentuk judul yang bagaimana yang kerap Anda temukan dalam pengalaman baca Anda? Apakah ditandai dengan bidang perhatian khusus atau kelompok majalah dengan imbauan yang bersifat umum?
11. Bagaimana judul utama surat kabar berbeda dari judul utama majalah? Apakah maksud pembuatan judul yang baik pada saat penyerahan artikel ke suatu surat kabar?

2 comments:

  1. Kereen !! jadi tahu cara membuat Judul tulisan atau buku..sangat ispiring. Nuhun Kang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Pak Dicky. Mudah2 tulisan di blog saya bisa memberi pembaca sedikit pencerahan.

      Hapus